Sumber Letusan Lumpur
Mencengangkan! Ilmuwan Ungkap Sumber Letusan Lumpur yang Terjadi di Indonesia
Riani Angel Agustine, Jurnalis
(Foto: Adriano Mazzini/The Lusi Lab Project)
OSLO - Lebih dari 10 tahun yang lalu, sebuah ledakan dari fenomena alam yang dahsyat berhasil membuat sebagian penduduk di pulau Jawa, Indonesia mengungsi dari tempat tinggalnya. Luapan lumpur pertama yang mulai meletus pada 29 Mei 2006, memuntahkan tanah serta batu dan gas panas.
Dilansir dari Dailymail, letusan yang berlangsung tersebut telah membingungkan para ahli dan penduduk lokal sejak pertama kali muncul. Namun kini, para ilmuwan mengatakan bahwa mereka mungkin menemukan sumber semburan lumpur tersebut.
Dalam sebuah studi baru, para peneliti telah membuktikan darimana letusan tersebut berasal yang diberi julukan Lusi. Letusan tersebut terhubung jauh di bawah tanah ke ruang magma kompleks vulkanik.
Sebuah tim yang dipimpin oleh para peneliti dari University of Oslo menggunakan geofisika untuk memetakan daerah di bawah letusan, yang dikenal dengan nama Lusi. Sejak dimulai, lumpur telah mengubur beberapa desa sedalam 12 meter dan memaksa hampir 60.000 orang untuk pergi.
Letusan tersebut terus memuntahkan lumpur secara berkala, dan telah menghabiskan sekira 80.000 meter kubik lumpur setiap hari atau cukup untuk mengisi 32 kolam renang Olimpiade.
"Kami dengan jelas menunjukkan bukti bahwa kedua sistem terhubung secara mendalam," ungkap pemimpin penulis Adriano Mazzini, seorang ahli geologi di CEED - University of Oslo.
Studi tersebut menemukan bahwa Lusi terhubung ke kompleks Arjuno-Welirang dengan sistem kesalahan 6 kilometer di bawah tanah. Magma dari gunung berapi tersebut telah 'memanggang' sedimen di bawah Lusi, menyebabkan tekanan untuk membangun di bawah permukaan sampai meletus.
"Ini hanya masalah mengaktifkan kembali atau membuka kesalahan ini dan tekanan berlebihan apapun yang Anda kumpulkan di permukaan bawah pasti akan ingin melarikan diri dan sampai ke permukaan, dan Anda memiliki manifestasi di permukaan, dan itu adalah Lusi," tambah Mazzini.
Setelah bertahun-tahun mempelajari situs tersebut, penulis memasang jaringan 31 seismometer di wilayah tersebut 2 tahun yang lalu, untuk membuat gambar 3D dari jaringan bawah permukaan.
Dengan data 10 bulan, para peneliti dapat memetakan daerah di bawah Lusi dan gunung berapi di dekatnya. Ini menunjukkan sebuah terowongan yang menonjol dari ruang magma paling utara ke dasar sedimen Lusi.
Reaksi yang disebabkan oleh fluida magma dan hidrotermal yang berinteraksi dengan sedimen membuat gas terperangkap di bawah permukaan, yang menyebabkan tekanan sangat tinggi. Para peneliti menduga gempa berkekuatan 6,3 yang melanda pulau itu hanya terjadi 2 hari sebelum letusan lumpur pertama yang memicu fenomena aneh tersebut.
Peneliti juga mengungkapkan bahwa gempa tersebut mungkin mengaktifkan kembali sistem sesar. Meski belum jelas berapa lama Lusi akan terus meletus, para ahli mengatakan tidak terlihat akan berhenti dalam waktu dekat.
(ahl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung :D
Sukses selalu dan Salam Hormat :)
*)